Salam Perkenalan

Hey Guys and Gurls! Blog ini bukan private blog yang artinya di sini ada banyak banget informasi, lirik, dan berbagai macam tulisan yang pastinya cool and interested to the max! So, if you like it, just post a comment and I'll read it soon, surely. And sure, kalian juga bisa kasih kritik dan saran buat blog ini supaya bisa maju dan nggak cuma gini-gini doang. So, it’s our kingdom, will you join with us?

Senin, 05 Desember 2011

Unicorn


Salah satu dari makhluk menakjubkan yang diceritakan oleh sejarah romawi awal adalah Unicorn. Makhluk ajaib berbentuk kuda dengan tanduk runcing spiral di dahinya, makhluk yang mustahil bisa ditangkap jika berdasarkan cerita yang biasa ditampilkan di teater-teater Roma.
Satu satunya cara menangkap Unicorn adalah dengan kesucian hati seseorang. Contohnya, jika ada seorang gadis perawan yang memiliki hati yang bersih dan berada dalam hutan. Unicorn akan mencium keberadaannya. Biasanya Unicorn akan mendekatinya, merebahkan kepalanya di pangkuan gadis tersebut kemudian tertidur lelap. Menurut legenda, para pemburu biasa memanfaatkan kelemahan Unicorn ini untuk kemudian mengambil tanduk Unicorn, yang kemudian membawa makhluk tersebut pada kematian.
Kenapa harus tanduknya yang diambil? Karena tanduk Unicorn adalah sumber dari kekuatan sihirnya yang luar biasa. Tanduk Unicorn adalah penyembuh yang sangat manjur. Bisa menawarkan racun dan menghilangkan penyakit apapapun. Mungkin karena hal ini juga lah yang membuat badak menjadi hewan langka. Karena tanduknya juga dipercaya memiliki kekuatan tersebut. Begitu juga yang terjadi pada sejenis ikan paus yang biasa disebut Narwhales. Para hewan itu mengalami kepunahan akibat diburu para pemburu Unicorn karena memiliki tanduk yang sama dengan Unicorn.
Dipercaya juga bahwa tanduk Unicorn memiliki kekuatan untuk melindungi. Hampir seperti jimat kaki kelinci, hanya jauh lebih kuat. Pada jaman medieval, konon para bangsawan selalu membawa tanduk Unicorn untuk keselamatan. Banyak artefak yang menceritakan hal ini dan bisa dilihat di museum-museum Eropa saat ini.

Legenda tentang Unicorn yang berkembang di Eropa adalah cerita yang menarik untuk ditelusuri. Unicorn adalah salah satu makhluk yang dipercayai keberadaannya dalam mythologi pagan. Begitu juga pada agama Kristiani. bahkan Unicorn tercatat pada inil versi King James pada pasal 22, "selamatkan aku dari mulut singa dan tanduk Unicorn". Sebenarnya injil tersebut mengalami miss translation, karena pada versi lain dikatakan "tanduk banteng" bukan "Unicorn". Karena kesalahan ini, Unicorn menjadi simbol yang dilukiskan pada baju besi prajurit kerajaan bersama dengan singa yang melambangkan kekuatan.

Penggambaran wujud Unicorn sebenarnya berubah ubah. Pada awalnya, mythologi Eropa menceritakan bahwa Unicorn berbentuk seperti kambing, ekor singa, dan tanduk spiral di dahinya. Tetapi sekarang, ekor singa tidak lagi melekat pada penggambaran wujud makhluk tersebut dan wujudnya pun menjadi kuda. Ada sedikit fakta menarik bahwa nenek moyang kuda eohipus mempunyai ekor seperti kuda dan berukuran lebih kecil, mirip seperti wujud Unicorn yang digambarkan pada awal mythologi ini berkembang.
Legenda tentang Unicorn sangat terkenal dan ada di berbagai negara. Tetapi mengapa mereka tidak menunjukan keberadaan mereka? Beberapa orang meyakini bahwa ada banyak Unicorn didunia ini.

Awal keberadaan Unicorn tak berselang lama sejak berakhirnya jaman kejayaan dinosaurus dan naga, yaitu Era Cenozoic. Bentuk awalnya tidaklah seperti yang diceritakan pada masa sekarang, yaitu seperti seekor kuda. Tetapi lebih mirip hewan berkuku. Jika diumpamakan pada hewan masa sekarang, mungkin mirip sepeti unta, rusa, kambing, atau antelope. Satu-satu bentuk asli Unicorn adalah tanduknya. Sebenarnya, Unicorn pertama kali menampakkan dirinya di Asia dan Afrika Utara yang merupakan habitat asli dari antelope.
Selain nenek moyang asli Unicorn, Plioceros Abaequalis, tiga jenis Unicorn yang telah punah juga dinyatakan turut berevolusi, yaitu :
1.      The Karkadan

Makhluk ini adalah Unicorn terbesar dari jenisnya. Habitatnya pada padang rumput dan gurun di sekitar India dan Persia dan sampai dataran Afrika. Bentuk dan ukuran tubuhnya melambangkan kekuatan yang tak terbatas. Sering disamakan dengan bentuk badak pada masa kini. Tetapi sebenarnya bentuk makhluk ini lebih mirip dengan Oryx antelope cantik berukuran raksasa.
2.      The Kirin

Makhluk ini adalah keluarga Unicorn yang paling langka. Makhluk asli Asia timur yang sangat pemalu sehingga informasi yang didapatkan sangatlah sedikit. Punggungnya berbintik putih atau keemasan dengan bentuk dan motif yang berbeda-beda. Hanya saja bentuk tanduknya berbeda-beda atara satu kirin dengan yang lain. Makhluk yang selalu menghindari pertarungan ini biasanya dijadikan symbol kedamaian dan kesejahteraan. Tanduknya relatif berukuran lebih kecil, bulunya mirip bulu rusa dan ekor seperti ekor lembu. Di bagian perutnya mempunyai warna yang bermacam-macam. Beberapa seniman merepresentasikan wujudnya dengan sisik-sisik yang meyerupai naga.
3.      The European Unicorn

Jenis ini adalah yang paling dikenal oleh masyarakat. Mempunyai tanduk tunggal di dahinya, bentuk kuda dengan warna putih, Unicorn dewasa mempunyai tinggi sekitar 3,5 kaki dengan berat ratusan Pounds. Yang betina lebih kurus dan kecil.

"Tubuhnya berwarna putih, kepalanya berwarna merah tua, dan matanya berwarna biru tua. Mempunyai tanduk sepanjang 1,5 kaki yang berada didahinya.”
Ctesias, Indica, 416B.C

"Bentuknya seperti singa, raungannya seperti mengungkapkan bahwa ia tak kenal takut. Melesat kencang seperti angin yang melewati jalan. Indah seperti teratai terkena percikan air, seperti aku, seperti Unicorn dengan tubuh penuh bintik.”
Hymn of Buddha

"Saat ini, ada seekor makhluk yang menyemburkan racun pada sumber air ketika matahari terbenam. Yang mengakibatkan manusia kesulitan untuk mendapatkan air untuk minum. Tetapi, ketika matahari terbit, Unicorn muncul dari lautan, mencelupkan tanduknya ke dalam sumber air, menyingkirkan racun didalamnya sehingga makhluk lain dapat ikut meminumnya. Aku melihatnya dengan mata kepalaku sendiri."
Johannes van Hesse of Utrecht, 1389

"Menjelang siang hari kami melihat sesosok makhluk muncul dari pegunungan yang memilliki batu berwarna merah dan hitam. Pemandu kami bilang, bahwa makhluk itu adalah Unicorn, dikenali dari tanduk tunggal yang berada didahinya. Dengan seksama kami memperhatikan makhluk mengagumkan ini. Sayangnya, kami tidak bisa terlalu dekat untuk memeriksanya dengan lebih teliti.”
Friar Faber, 1438

"Sekarang, kami yakin, bahwa itu adalah Unicorn.”
William Shakespeare, The Tempest

"Tahukah kamu, aku selalu berpikir bahwa Unicorn adalah makhluk yang luar biasa. Tetapi aku belum pernah melihatnya secara langsung. ‘Sekarang, kau sudah melhatku,' kata Unicorn, 'jika kau percaya kepadaku, aku juga akan mempercayaimu’."
Lewis Carroll, Through the Looking Glass

Di India, Unicorn dipandang sebagai makhluk suci hasil keajaiban alam. Begitu juga pendapat Buddha. Menurut legenda, ketika Buddha sedang berkhotbah di Benares, Unicorn mendatanginya dan berlutut dihadapannya. Di Cina, Unicorn adalah salah satu makhluk dari empat makhluk (naga, phoenix, dan kura kura) yang membantu dalam penciptaan dunia. Diantara Mongolia dan Tibet, Unicorn digambarkan sebagai sesosok antelope bertanduk satu dengan kualitas cerita mistis yang rendah. Pada awal abad 18, masyarakat setempat menyatakan bahwa mereka seringkali memburu dan memakan Unicorn. Mereka mengira bahwa Unicorn adalah sejenis antelope yang cacat. Disekitar Himalaya, keberadaan Unicorn konon masih ada. Sampai mereka benar benar ditemukan, kita tidak akan mengetahui dengan pasti.

Dalam legenda modern yang muncul pada abad pertengahan, Unicorn digambarkan sebagai makhluk berbentuk kuda dengan satu tanduk di kepalanya.
Dalam versi yang lebih tradisional, makhluk ini digambarkan memiliki kuku belah, janggut seperti kambing, dan ekor seperti singa. Namun satu hal yang sama dari deskripsi tradisional dan modern adalah keberadaan satu tanduk di kepalanya.

Pertama kali makhluk ini dikenal adalah lewat kebudayaan-kebudayaan kuno India. Pada stempel berusia 2.500 tahun yang ditemukan di Mohenjo, Daro, dan Harappa, kita dapat melihat bentuk kuno dari seekor Unicorn beserta inskripsi yang masih belum terpecahkan.

Selain India, Cina juga memiliki Unicorn-nya sendiri. Makhluk ini dikenal dengan sebutan Qilin. Di Jepang, ia dikenal dengan sebutan Kirin dan digambarkan memiliki tubuh seperti rusa, sisik berwarna hijau, dan sebuah tanduk panjang di kepala.
Pada abad pertengahan, pengaruh Unicorn sampai ke Eropa dan mulai digunakan sebagai objek seni dan simbol-simbol kebangsawanan. Pada masa ini, karakter Unicorn telah berubah menjadi makhluk yang benar-benar menyerupai kuda seluruhnya dengan satu tanduk di kepalanya.
Seiring dengan bangkitnya paham humanisme, Unicorn mendapatkan tempat tersendiri sebagai simbol cinta yang murni dan pernikahan yang setia.
Dalam kepercayaan yang lebih populer, tanduk Unicorn disebut dapat menetralkan racun. Karena itu, menurut legenda, tanduknya pernah digunakan sebagai bahan pembuat gelas seremonial yang digunakan oleh keluarga kerajaan. Namun banyak juga yang tidak percaya bahwa tanduk yang digunakan sebenarnya adalah tanduk hewan mitologi Unicorn. Mereka mengira itu adalah tanduk dari Narwhale, paus Unicorn.
Lalu, pertanyaannya adalah apakah makhluk misterius ini benar-benar pernah ada di dunia?
Ilmu pengetahuan modern mencatat kalau makhluk seperti itu tidak pernah ada. Namun ada catatan-catatan masa lampau yang sepertinya menunjukkan kalau makhluk misterius ini mungkin pernah hidup di beberapa bagian dunia.
Hal ini diperkuat dengan fakta bahwa informasi mengenai Unicorn hampir tidak bisa kita temui di dalam mitologi Yunani. Para penulis Yunani kuno yang pernah menyinggung mengenai makhluk ini seluruhnya beranggapan kalau makhluk ini benar-benar ada, tepatnya di India. Ini mengkonfirmasikan penemuan stempel Mohnjo, Daro, dan Harappa.
Penulis yang pertama kali menyinggung mengenai keberadaan makhluk ini adalah Ctesias yang mendeskripsikan Unicorn sebagai keledai liar dengan satu tanduk berwarna putih, merah dan hitam sepanjang 1,5 cubit.
Ctesias mendeskripsikan makhluk itu sebagai berikut:
"Unicorn adalah makhluk asli India. Ukurannya sebesar keledai dengan kepala berwarna ungu kemerahan. Tubuhnya berwarna putih, matanya berwarna biru dengan sebuah tanduk muncul dari dahinya. Ujung tanduk itu berwarna merah terang, tengahnya berwarna hitam dan putih di pangkalnya. Panjangnya kira-kira 18 inci"
Ctesias juga yang pertama kali melaporkan kalau tanduk Unicorn bisa digunakan untuk menetralisir racun.
Penulis lain, Strabo, juga pernah menyinggung mengenai keberadaan seekor kuda bertanduk di wilayah Caucasus.
Deskripsi yang lebih lengkap kemudian diberikan oleh sejarawan Romawi, Pliny the elder. Mengenai Unicorn, Ia menulis:
"Makhluk yang sangat ganas ini disebut Monoceros dan memiliki kepala seperti rusa, kaki seperti gajah, dan ekor seperti babi hutan, sementara bagian tubuhnya yang lain seperti kuda. Ia mengeluarkan suara rendah yang dalam dan memiliki satu tanduk berwarna hitam yang keluar dari tengah dahinya dengan panjang kira-kira dua cubit."
Beberapa sejarawan mendebatkan deskripsi Pliny ini. Ada yang beranggapan kalau ia hanya mendeskripsikan seekor badak dan bukan kuda bertanduk. Namun badak sepertinya tidak "memiliki kepala seperti rusa dan bagian tubuh yang lain seperti kuda".
Selain Pliny, Julius Caesar juga pernah menyinggung mengenai makhluk ini dengan deskripsi yang mirip dengan Pliny. Menurutnya:
"Kepalanya seperti rusa, kakinya seperti gajah, tanduknya memiliki panjang sekitar 90 cm dengan ekor menyerupai babi hutan."
Apakah mereka sedang membicarakan seekor badak?
Jika bukan, adakah catatan-catatan lain yang lebih modern yang mengkonfirmasikan keberadaan makhluk ini?
Jawabannya: ada.

Laporan penampakan
Pada tahun 1486, Berhanrd Von Breydenbach, seorang penatua di katedral Mainz, menceritakan sebuah kisah menarik mengenai perjumpaan dengan Unicorn. Ia menuangkannya dalam buku berjudul "Peregrinatio in Terram Sanctam"atau "Perjalanan ke tanah suci".
Perjumpaan ini terjadi pada tahun 1483 ketika ia bersama satu rombongan beranggotakan 150 orang pergi ke timur tengah untuk melakukan ziarah rohani. Dalam perjalanan ini, mereka berangkat dari Venice menuju Jaffa, lalu ke Ramala dengan karavan.
Dari situ mereka melanjutkan perjalanan ke Yerusalem dan mengunjungi semua tempat-tempat suci disitu. Setelah itu rombongan pergi menuju gurun Sinai dan mengunjungi biara Santa Catharina. Di tempat itu, salah seorang peziarah bernama Felix Fabri bersama sekelompok orang yang sedang bersamanya melihat seekor Unicorn sedang berdiri di atas bukit dekat kaki gunung Sinai. Felix bersama rombongan mengamati makhluk ini dengan seksama untuk beberapa lama. Penampakan ini terjadi pada tanggal 20 September 1483.
Pada tahun 1530, Ludovica de Bartema, seorang bangsawan Italia yang melakukan perjalanan ke Mesir, Arab dan India juga bertemu dengan makhluk misterius ini. Ketika hendak masuk ke Mekkah, ia menggunakan nama samaran Mussulman supaya bisa membaur dengan rombongan karavan peziarah lainnya. Di kota itu, Bartema mengaku melihat dua ekor Unicorn. Tubuh makhluk itu berwarna kuning coklat. Kepalanya seperti rusa dengan leher dan surai yang panjang. Kakinya pendek dan memiliki kuku seperti kambing. Menurut penduduk lokal, kedua hewan itu adalah pemberian dari raja Etiopia yang hendak dipersembahkan kepada sultan Mekkah.
Kesaksian Bartema menunjukkan kalau pada masa itu, Unicorn mungkin hidup di Etiopia atau Afrika. Ini ditegaskan dengan kesaksian lain dari Don Juan Gabriel, seorang kolonel Portugis yang tinggal di Etiopia selama beberapa tahun. Menurutnya, ia pernah melihat Unicorn di propinsi Damota. Makhluk itu berukuran seperti kuda dan berwarna agak gelap. Beberapa orang portugis lainnya yang tinggal di negara itu juga melaporkan pernah melihat Unicorn sedang merumput di sebuah bukit di distrik Namna.
Pada abad yang lebih modern, laporan penampakan Unicorn diceritakan oleh seorang naturalis Swedia bernama Dr.Sparrmann. Pada tahun 1772-1776, ia melakukan penelitian di Good Hope dan menulis dalam jurnalnya mengenai seorang pria bernama Jacob Kock.
Kock yang saat itu melakukan perjalanan menuju Afrika bagian selatan menemukan batu-batuan yang berukirkan Unicorn. Batu-batu ini ternyata diukir oleh suku setempat yang bernama Hottentots. Berdasarkan wawancara Kock dengan anggota suku tersebut, diketahui kalau Unicorn sesungguhnya telah dikenal dengan baik diantara suku Hottentots. Warga suku tersebut mengatakan kalau Unicorn memiliki bentuk seperti kuda dengan satu tanduk di kepalanya. Makhluk ini juga bisa berlari dengan sangat cepat.
Kisah yang diceritakan Dr.Sparrmann kemudian mendapatkan konfirmasi dari kisah lain yang diceritakan oleh Mr.Henry Cloete pada tahun 1792 kepada akademi ilmu pengetahuan Selandia Baru.
Mr.Cloete menceritakan mengenai pengalaman Gerrit Slinger, salah seorang anggota suku Hottentots yang saat sedang berperang dengan suku Bushmen, menjumpai sembilan Unicorn dan menembak salah satunya. Menurut Slinger:
"Makhluk itu menyerupai seekor kuda dengan warna abu-abu terang. Di bawah rahangnya ada garis putih. Ia juga memiliki satu tanduk yang tumbuh tepat di tengah kepalanya. Kepala makhluk ini seperti kuda dan ukurannya pun kira-kira sama."
Mr.Cloete juga menegaskan kalau hewan ini telah dikonfirmasikan keberadaannya oleh suku Hottentots.
***
Walaupun mungkin tidak persis seperti gambaran yang kita miliki di buku-buku fiksi, sepertinya makhluk bertanduk satu menyerupai kuda benar-benar pernah ada di dunia!

Elasmotherium
Tentu saja sebagian peneliti akan tetap menolak keberadaannya dan menganggap Unicorn hanya sebagai makhluk rekaan atau makhluk mitologi seperti naga. Namun ada sebagian peneliti yang mencoba untuk melihat dasar pembentukan kepercayaan mengenai Unicorn.
Mereka percaya kalau Unicorn itu mungkin adalah makhluk yang disebut Elasmotherium, seekor badak Eurasia yang sudah punah jutaan tahun yang lalu.


Walaupun diperkirakan telah punah jutaan tahun yang lalu, anehnya, di beberapa suku purba di dunia ada legenda mengenai hewan besar berambut yang berbentuk seperti sapi dengan satu tanduk besar di kepalanya. Persis seperti Elasmotherium.
Legenda-legenda suku ini dipercaya telah menjadi dasar pembentukan legenda Unicorn modern.
Namun, apakah Elasmotherium terlihat memiliki tubuh seperti kuda seperti deskripsi para penulis kuno? Sepertinya tidak.
Kalau begitu mungkinkah di luar sana masih ada hewan misterius yang kita kenal dengan sebutan Unicorn?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar