Salam Perkenalan

Hey Guys and Gurls! Blog ini bukan private blog yang artinya di sini ada banyak banget informasi, lirik, dan berbagai macam tulisan yang pastinya cool and interested to the max! So, if you like it, just post a comment and I'll read it soon, surely. And sure, kalian juga bisa kasih kritik dan saran buat blog ini supaya bisa maju dan nggak cuma gini-gini doang. So, it’s our kingdom, will you join with us?

Minggu, 26 Januari 2014

Hanyalah Sekedar Tulisan Kecil Untukmu... IBU

Hanyalah Sekedar Tulisan Kecil Untukmu… IBU
By: Valeska Valkyrie

Ini adalah sebuah tulisan. Sebuah tulisan yang menceritakan bagaimana hebatnya sosok seorang ibu dalam hidupku. Bagaimana berharganya sosok seorang wanita yang telah melahirkanku. Ya, ibu.

Terkadang, aku bermimpi, berharap, dan berdoa agar aku bisa menjadi seorang gadis normal. Menjadi gadis seperti yang lain. Menjadi seorang gadis yang menjalani hidupnya dengan bahagia. Seperti yang selalu diceritakan dalam kisah cinta dalam dongeng. Namun… inilah aku. Aku adalah seorang gadis yang berbeda dari yang lain. Seorang gadis yang harus bertahan sejak kecil, berjuang dalam kesendirian setiap harinya karena ibuku harus meninggalkanku untuk bekerja. Namun… aku sangat bahagia karena memiliki ibu paling menakjubkan di seluruh dunia.
Ya, beginilah kisahku. Namaku Caroline. Aku dilahirkan pada hari kamis bulan Agustus tahun 1997 pada tanggal 14. Aku dilahirkan oleh seorang ibu terhebat yang pernah aku kenal. Ibu paling tegar dan kuat yang pernah ada dalam benakku. Aku lahir tepat pada pukul 10 lewat 50 menit.
Aku dibesarkan dalam lingkungan yang keras karena watak ayahku dan didikannya sejak kecil. Ia pemarah dan tak menyukai keributan. Ketika aku, seorang gadis yang masih berumur 4 tahun ini, menangis tanpa henti, ia akan benar-benar memukuliku agar aku berhenti menangis. Setelah banyak bekas luka di tubuhku, aku segera melarikan diri menuju ruangan kamarku dan mengunci pintu itu. Aku meringkuk di pojokan dan hanya bisa menangis serta menahan rasa sakit yang kurasa menjalari seluruh tubuhku. Namun beberapa menit kemudian, seseorang akan datang mengetuk pintu dan meminta maaf serta mengobati semua lukaku dengan tangan lembutnya. Dia adalah ayahku sendiri.
Suatu hari, di hari kelam pada tanggal 29 Mei 2003, Tuhan memutuskan untuk mencabut nyawa ayahku untuk selama-lamanya. Penyakit kanker yang dideritanya selama dua tahun terakhir ini telah membuat jantungnya berhenti berdetak. Dan karena kejadian itulah, takdir hidupku dan hidup ibuku… diubah.
Ibu menjadi sosok seorang pahlawan satu-satunya dalam hidupku sejak hari kelam kematian ayahku itu. Sosok seorang ibu yang rela bekerja dari saat ketika ayam mulai berkokok hingga matahari bersembunyi di balik kegelapan. Sosok seorang ibu yang rela bermandikan keringat setiap harinya hanya untuk menghidupiku dan membiayai sekolahku. Dan kini, satu-satunya yang bisa aku lakukan hanyalah… membiarkan dunia mengetahui kisah ini, kisah tentang bagaimana seorang ibu membesarkanku seorang diri.
Ibu merupakan sosok seorang pahlawan yang sangat berharga bagiku. Seorang wanita yang tanpa kenal lelah selalu menasehatiku atas segala kesalahanku. Setiap tetes air matanya jatuh ketika melihatku ikut terjatuh dalam duka. Duka karena sosok cinta pertama yang tragis, duka karena kehilangan sahabat, dan segala duka yang kualami. Dan hanya ini yang dapat kutuliskan untukmu, Ibu. Sebagai tanda terima kasihku atas segala yang telah kau berikan kepadaku. Waktu, tenaga, keringat, air mata, nasehat, tawa, canda, bahagia, dan dukunganmu yang tiada henti walau dunia berhenti berputar sekalipun… hanya tulisan kecil ini yang mampu kupersembahkan untukmu. Tulisan pun tak dapat mengutarakan bagaimana besarnya rasa sayangku padamu. Ibu, kaulah segalanya dalam hidupku…

Sebuah surat dari kami, anakmu yang tak pernah sempurna
Untuk seorang malaikat terindah yang pernah ada dalam hidup kami

Sejarah Kelahiranku Di Dunia

Terima kasih ibu sudah mau berjuang selama 9 bulan. Kenangan-kenangan yang takkan kulupakan saat berada dalam kandunganmu adalah… ketika ibu memperdengarkan nyanyian untukku, dan bernyanyi bersamaku meski saat itu aku hanya bisa mendengar senandungmu dalam kandungan. Ketika ibu membelaiku dengan lembut dan berkata, “nanti mau cewek atau cowok, mama akan tetap menyayangimu dan akan selalu menyayangimu.” Ketika ibu berkata kepadaku sambil membawa sesendok nasi, “makan yang banyak dan cepat lahir ya. Biar mama nggak sendirian lagi waktu papamu kerja.” 
Tidak hanya kenangan manis, ada juga kenangan pahit di masa-masa itu. Ketika ibu harus berjuang menahan rasa mual yang setiap jam, menit, detik datang menyiksamu. Dan kenangan terpahit datang menjelang hari kelahiranku. Saat ibu dan ayah bertengkar karena proses kelahiranku yang tidak berjalan sesuai rencana. Ketika ibu dan ayah harus memilih antara kehilangan ibu atau kehilangan aku. Namun, meskipun itu artinya menantang maut, ibu tetap bersikukuh melahirkanku ke dunia. Sempat kudengar ibu berkata sambil menangis dan tersenyum, “meski mama harus mati demi ini, mama hanya menginginkan satu hal. Mama pengen kamu lahir dan melihat dengan mata kepalamu sendiri, dunia indah tempat mama dan papamu bertemu.”
Sekarang, aku telah lahir di dunia. Dan apa balasku? Kerap kali telah kubuat air mata menetes dari kedua matamu. Kerap kali kusebabkan kau jatuh sakit. Dan tidak jarang pula kubuat kau menderita karena ulahku. Namun meski begitu, kau tak pernah membenci apalagi mendendam padaku. Meski harus menangis sekalipun, kau tetap berkata, “aku menyayangimu.”

Kini ku telah sadar siapakah dirimu di hidupku. Terima kasih Tuhan… Engkau telah mengirimkanku seorang malaikat tak bersayap untuk kupanggil dengan sebutan ibu, yang selalu melindungi dan menjagaku, merawat dan membimbingku. Malaikat baik hati yang rela mengorbankan apapun (bahkan nyawanya sekalipun) agar aku dapat melihat dunia yang dilihatnya. Kasih-Mu, Tuhan, Kau tunjukkan lewat perantaranya. Karenanya lah, sampai saat ini, aku bisa bernafas di dunia ini, bisa melihat keindahan dunia dengan kedua mataku, bisa menyentuh dunia dengan kedua tanganku. Jasamu, ibu, takkan mampu terbalaskan dengan apapun upayaku. Terima kasih… hanya kata itu yang dapat kukatakan. Terima kasih telah melahirkanku. Terima kasih telah merawat, membimbing, dan menjagaku. Terima kasih untuk selalu ada di saat apapun dalam hidupku. Terima kasih telah menyayangiku. Terima kasih...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar