The
History of Valentine Day
By: Valeska Valkyrie & Ance Sinsin
Narrator : Dahulu kala, di sebuah
kerajaan, hiduplah seorang ksatria yang gagah berani kebanggaan kerajaan
tersebut. Ksatria yang sangat ditakuti oleh siapapun.Bahkan, suara langkah
kakinya sajapun, dapat membuat siapapun yang mendengarnya merinding dan berlari
pergi menjauh.Ksatria itu bernama Valentino.
Raja Stefan & Valentino : (masuk kedalam panggung)
Valentino : Yang mulia, Kerajaan Falezio
telah berhasil di taklukan.
Raja
Stefan : (tertawa) Bagus.
Bagus.Kau memang bisa di andalkan.Semua pasukan yang dipimpin olehmu selalu
menghasilkan kemenangan.
Valentino :
Yang mulia, terlalu memuji.
Raja
Stefan : Bagaimana jika kita rayakan kemenangan ini?
Valentino :
Semuanya terserah kepada yang mulia saja.
Raja
Stefan : Ayo kita rayakan, Valentino. Panggil semua prajurit
yang kau pimpin.
Valentino :
Baik yang mulia.
Raja
Stefan & Valentino : (berjalan keluar panggung)
***
Valentino : Zafford, apakah kau tak
jenuh dengan kehidupan yang hanya seperti ini?
Zafford : Kehidupan yang seperti
ini? Ini adalah kehidupan yang menyenangkan.Kau beruntung memilikinya.Harta dan
kekuasaan, sempurna.Kau telah memiliki keduanya.Kini, tak ada lagi yang perlu
kau khawatirkan dalam hidup ini.
Valentino : Banyak yang berkata
demikian. Tapi, aku merasa masih ada yang kurang.
Zafford : Hmmm, kudengar Alyssha
sangat menyukaimu. Jika kau menerimanya maka, kau adalah laki-laki yang paling
sempurna di usiamu.
Valentino : Aku tidak menyukainya.
Zafford : Kau gila? Alyssha
cantik. Aku iri padamu karena ia menyukaimu. Tapi, karena kau mengatakan bahwa
kau tak menyukainya, sekarang aku lega.
Valentino : Kau menyukainya? Sebaiknya
kau mulai mendekatinya.
Zafford : (memukul lengan
temannya) Sudahlah ayo kita kembali ke dalam pesta.
Valentino : Baiklah.
Zafford&Valentino : (pergi keluar panggung)
***
Richard&Catherine : (masuk ke panggung)
Catherine : Jadi, ini Kerajaan
Apsolium?
Richard : Sebaiknya, kita
berhati-hati disini, Catherine.
Catherine : Kenapa?
Richard : Yang mulai paduka Raja
Nathaniel, kita bisa sewaktu-waktu di campakkan olehnya dan kita bisa berakhir
dengan menjadi tahanan di sini.
Catherine : Hmmm, tidak seharusnya
kau berkata demikian. Biar bagaimanapun, dia itu adalah raja kita.
Richard : Tapi, tidak disini.
Kita sekarang ada di Kerajaan Apsolium bukan di Kerajaan Falezio.
Catherine : Kemarin, aku mendengar
rumor.
Richard : Rumor?
Catherine : Kudengar kerajaan kita
kalah pertempuran. Maka dari itu kita disini. Kita disini untuk menempuh jalan
damai, kan?
Richard : Kemungkinan itu juga
bisa saja terjadi.
Catherine : Ayo kita masuk saja.
Richard : Ayo.
***
Zafford : Kudengar salah satu
utusan dari Kerajaan Falezio seorang perempuan.
Valentino : Lalu kenapa?
Zafford : Aku penasaran dengan wajahnya. Mungkin saja ia lebih
cantik daripada Alyssha.
Valentino : Yang kau pikirkan hanya
fisiknya saja? Bagaimana kalau dia sudah tua nanti? Setiap orang pasti akan
menjadi tua, kan? Bagaimana jika rambutnya telah beruban dan kulitnya telah
keriput?
Zafford : Kata-kata yang sama
seperti sebelumnya. Bagaimana kalau dia sudah tua nanti, bla bla bla, aku bosan
mendengarnya.
Valentino : Sudahlah aku malas
berdebat denganmu. Ayo kita sambut utusan dari Kerajaan Falezio.
***
Zafford : Selamat datang di
kerajaan Apsolium. Saya Zafford dan ini Valentino.
Valentino : (tersenyum ke arah
Catherine)
Catherine : (tersenyum)
Richard : Saya Richard dan ini
Catherine. Suatu kehormatan dapat bertemu langsung dengan ksatria kerajaan
besar seperti ini.
Valentino : Silahkan masuk.
***
Alyssha : Valentino, kudengar
utusan kerajaan Falezio cantik. Apa dia lebih cantik dariku?
Valentino : Entahlah, kau bisa
menilainya sendiri jika kau telah bertemu dengannya. (pergi meninggalkan
Alyssha)
Alyssha : Valentino, siapapun
yang berusaha merubutmu dariku, akan aku musnahkan.
***
Richard : Yang mulia paduka Raja
Stefan, kami disini, membawakan surat dari raja kami. Yang mulia paduka Raja
Nathaniel. (menyerahkan sebuah surat)
Raja
Stefan : (membaca surat
yang diberikan Richard)
Richard : Apakah anda setuju
dengan tawaran dari paduka raja kami yang mulia?
Raja
Stefan : (menggeleng)
Kesepakatan ini, terlalu kecil. Jika rajamu hanya memberikan seperempat daerah
kekuasaanya pada kami, kami tak memiliki alasan yang cukup besar untuk
menguasai kerajaanmu.
Richard : Tapi, bukankah yang
mulia Nathaniel juga menawarkan putrinya untuk dinikahkan dengan putra
mahkotamu?
Raja
Stefan : (tertawa
keras-keras) Putraku, tidak akan pernah kunikahkan dengan putri dari kerajaan
kecilmu.
Richard : Kalau demikian
kepuntusan anda, yang mulia, kami mohon pamit.
Raja
Stefan : Siapa yang
mengatakan bahwa kau boleh keluar setelah masuk kedalam kerajaanku? Kalian akan
tetap disini dan mengabdi sebagai budak.
Catherine : (berbisik) kita harus
melarikan diri begitu ada kesempatan. Untuk saat ini, ikuti saja dulu
permainannya, Richard.
Richard : (Mengangguk samar)
***
Catherine : Richard, ayo kita harus
segera keluar dari sini.
Richard : Ayo!
Catherine&Richard : (berlari mengendap-sendap menuju ke
tengah panggung)
Catherine : (berlari menabrak Valentino)
Argh…., Sial! (berdiri untuk lari lagi)
Valentino : (menarik lengan Catherine)
Mau kemana kau? Melarikan diri?
Catherine : Richard, larilah cepat.
Tidak usah pedulikan aku. (berusaha melepaskan diri dari Valentino)
Valentino : (memperkuat genggamannya)
belum ada satupun orang yang berhasil keluar dari sini. Jika temanmu berhasil,
maka itu adalah suatu keajaiban.
Catherine : Lepaskan aku.
(memberontak)
Valentino : Ayo, ikut aku menghadap
yang mulia Raja Stefan. (menyeret Catherine)
Catherine : (mendesis) Sial!
***
Raja
Stefan : Zafford, buat
gadis itu tidak bisa melihat lagi agar ia tidak mencoba meloloskan diri lagi
dan masukkan dia kedalam sel tahanan.
Zafford : (terkejut) Apa…., Eh,
maksud saya, baik yang mulia.
***
Zafford : (bersembunyi di dekat
jalan yang akan dilalui Catherine) sebenarnya, aku tidak tega melakukan ini.
Tapi, aku harus melakukan ini jika tidak, aku yang akan dihukum.
Catherine : Urgh…., kenapa sih, aku
pake acara nabrak orang segala? Nyebelin.
Zafford : (melemparkan bubuk
kearah Catherine)
Catherine : Argh….., siapa sih…..,
aduh, duh, perih. Mataku perih…., (kesakitan)
Zafford : (berlari menjauh)
***
Narrator : Sejak hari itu,
Catherine tidak bisa melihat. Disamping itu, ia juga dimasukkan ke dalam sel tahanan.
Sungguh malang nasibnya. Ia terus bersedih sepanjang waktu. Air mata tak
henti-hentinya membasahi matanya.Ia bersedih bukan karena ia menjadi tahanan
namun, karena ia tak bisa melihat lagi.
Catherine : (Duduk di tengah
panggung, menangis)
Valentino : (memandangi Catherine dari
kejauhan. Merasa bersalah. Lalu, pergi meninggalkan Catherine)
Narrator : Hari demi hari,
Valentino terus menerus memandangi Catherine dari kejauhan. Ia merasa bersalah
karena dialah, Catherine tak dapat meloloskan diri dan sekarang gadis itu
kehilangan pengelihatannya. Ia selalu memandanginya dari kejauhan. Hari
pertama, Catherine menangis dan tak menyentuh makanannya sedikitpun.Hari kedua,
Catherine mulai membaik.Ia tak menyentuh makanannya namun, ia telah berhenti
menangis. Hari ketiga, ia mulai bisa menerima kenyataan. Valentino sangat ingin
berbicara pada Catherine tapi, ia merasa bersalah pada gadis itu sehingga ia
tak berani berbicara dengannya.
Catherine : (mengambil nafas panjang)
Ayah, ibu, maafkan putrimu yang tak berguna ini. Aku berjanji akan pulang hari
ini. Hari dimana tepat satu bulan aku menerima tugas itu.Maaf, aku tak bisa
pulang.Tapi, aku yakin, dengan ada atau tidaknya aku, ayah dan ibu pasti masih
bisa berbahagia. (tersenyum pada dirinya sendiri)
Valentino : (berjalan mendekati sel
tahanan. Memandangi wajah Catherine)
Catherine : (menyadari kehadiran
seseorang) Siapa?
Valentino : Aku…., aku…..,
Catherine : Kamu, kamu, orang yang
waktu itu, kan?
Valentino : Aku cuma mau minta maaf.
Gara-gara aku, kamu jadi kaya’ gini.
Catherine : (tertawa tragis)
memangnya kalau kamu minta maaf lalu aku marahin kamu, pengelihatanku bisa
kembali? Mungkin, ini sudah takdir dari Tuhan buat aku. (tersenyum)
Valentino : Sekali lagi, aku minta
maaf.
Catherine : Aku bahkan lupa apa
kesalahanmu?
Valentino : Aku, orang yang mencegah
kamu buat melarikan diri waktu itu.
Catherine : Hmmm, itu sih , bukan
kesalahan kamu. Itukan memang tugas kamu.
Valentino : Tapi, kalau saja waktu
itu, aku nggak mencegah kamu buat melarikan diri, kamu nggak akan kaya’ gini.
Ini semua, memang salahku.
Catherine : Nggak juga. Setidaknya
dengan dunia yang gelap ini, aku jadi menyadari betapa indahnya dunia saat aku
masih bisa melihat.Setidaknya, aku lebih banyak bersyukur sekarang.
Valentino : Maaf.
Catherine : Berhentilah menyalahkan
dirimu sendiri. Lagipula, aku curiga apa yang kau lakukan disini? Bukankah kau
seharusnya ada di luar sana untuk memperluas kerajaan?
Valentino : Saat ini, waktu istirahat.
Catherine : Lalu, mengapa kau disini,
bukannya istirahat?
Valentino : Entahlah. Aku selalu
merasa bersalah jika mengingatmu.
Catherine : Kalau begitu, apa yang
harus kulakukan untuk membuatmu tak merasa bersalah lagi?
Valentino : Tidak ada. Aku memang
pantas dihantui rasa bersalah seperti ini.
Catherine : Kau hanya menyiksa dirimu
sendiri. Padahal, kau tak melakukan kesalahan apapun.
Valentino : Sekali lagi, aku minta
maaf.
Catherine : Baiklah, karena kau terus
menerus meminta maaf sementara aku tak tau apa kesalahanmu, aku akan
memaafkanmu. Sekarang, jangan merasa bersalah lagi.
Valentino : Terima kasih.
***
Valentino : (masuk kepanggung bersama
Zafford) Jadi, Raja Stefan yang menyuruhmu menghilangkan pengelihatannya?
Zafford : (mengangguk)
Sebenarnya, aku tidak tega melakukannya. Tapi, jika aku tidak melakukannya, aku
yang akan dihukum. Aku tak memiliki pilihan.
Valentino : Catherine. Sebenarnya dia
baik. Gadis malang, kehilangan pengelihatannya di usia yang masih muda.
Zafford : Kau membuatku terlihat
seperti pengecut.
Valentino : Maaf. Aku tidak bermaksud demikian.
Zafford : Tidak apa-apa. Aku
memang pengecut.Meminta maaf padanya saja tidak.
Valentino : Tenang saja. Ia pasti akan
memaafkanmu.
Zafford : Benarkah?
Valentino : Sudah kubilang dia itu
baik. Sangat baik.Kau pasti dimaafkan.
Zafford : Aku berharap dia bisa
memaafkanku.
***
Zafford&Valentino : (mendekati sel tahanan Catherine)
Catherine : (terkejut menyadari
kehadiran seseorang) Siapa?
Zafford : Aku, aku, namaku
Zafford. Aku, aku mau minta maaf (raut wajah penuh penyesalan)
Catherine : Kenapa banyak sekali yang
meminta maaf padaku? Memangnya, apa kesalahanmu?
Zafford : Aku, aku yang membuatmu
jadi seperti ini. Maafkan aku. Semua itu aku lakukan karena aku tak punya
pilihan lain.
Catherine : Entahlah. Siapapun kau,
apapun kesalahanmu, aku telah memaafkanmu.
Valentino : (memandangi Catherine
sembari tersipu-sipu)
Catherine : Apa ada orang lain
bersamamu Zafford?
Zafford : Sebenarnya aku bersama
Valentino. Ia yang mengatakan padaku bahwa kau pasti akan memaafkanku.
Catherine : Valentino? Oh, orang yang
kemarin, ya?
Valentino : Ya begitulah.
Catherine : Hai, apa kabar?
(tersenyum)
Valentino : (terkejut) Eh, baik. Kau
sendiri?
Catherine : Baik juga.
***
Zafford : Tenyata benar.
Catherine memang baik.
Alyssha : (menguping sembari
bersembunyi di pinggiran panggung)
Valentino : Hmm, dia cantik luar
dalam.
Zafford : Apa yang baru saja kau
katakan? Kau menyukainya?
Valentino : Entahlah.
Zafford : Aku bisa mengerti jika
kau menyukainya sebagai orang yang baik tapi, aku tak mengerti bagaimana kau
bisa menyukai gadis buta sepertinya?
Valentino : Tidakkah kau ingat, kau
yang membuatnya buta. Lagipula, walaupun ia buta karenamu, ia masih mau
memaafkanmu. Tidakkah itu tindakan yang menakjubkan?
Zafford : Entahlah jika aku jadi
kau, aku lebih memilih Alyssha.
Valentino : Itukan kau bukan aku.
Zafford : (mengangkat bahu)
***
Alyssha : Jadi, sebegitu
rendahnya seleramu Valentino? Kau lebih memilih gadis buta dibandingkan aku
yang bahkan sepuluh ribu kali lebih baik dari pada gadis itu? Setidaknya aku tidak buta. Aku bisa melihat. Aku sempurna. Hmm, aku jadi penasaran
dengan gadis bernama Catherine ini…., cara apa yang harus kugunakan untuk
menyingkirkannya?
***
Alyssha : (mendekati sel tahanan
Catherine)
Catherine : Siapa?
Alyssha : Catherine? Apa kau yang
bernama Catherine?
Valentino : Alyssha? Sedang apa dia
disini? (mengintip sembari bersembunyi)
Catherine : Iya. Siapa kau?
Alyssha : Mungkin lebih baik jika
kau tak mengetahui siapa aku.
Catherine : Apa maksudmu?
Alyssha : jangan pedulikan aku.
Aku kesini hanya untuk melihatmu saja.
Catherine : Melihatku? Memangnya ada
yang salah denganku?
Alyssha : Iya. Kau memiliki
kesalahan yang besar padaku.
Catherine : Memangnya, apa
kesalahanku?
Alyssha : Kau, gadis buta yang
jelek. Bagaimana bisa gadis buta sepertimu dibandingkan denganku? Lihat betapa menyedihkannya kau? Aku
bahkan sepuluh ribu kali lebih baik
darimu.
Catherine : maaf tapi, aku
benar-benar tak mengerti maksudmu.
Alyssha : tentu saja kau
mengerti. Kau kan tak bisa
melihat, bodoh!
Valentino : (keluar dari tempat
persembunyian) Alyssha! Apa yang kaulakukan? Menghina orang lain? Sungguh
perbuatan yang rendah. Aku
bahkan tak menyangka kau serendah itu.
Alyssha : Valentino, apa kau
gila? Aku bahkan lebih baik daripada gadis buta ini! Kau tak bisa melihatnya.
Valentino : Alyssha, hentikan semua
kata-katamu ayo ikut aku. Kau
bahkan tak sedikitpun lebih baik daripada Catherine.
Alyssha : Apa? Kau gila
Valentino?
Valentino : Tidak aku tidak gila. Kau
yang gila. Sebaiknya, kau
segera pergi dari sini. Aku
muak denganmu.
Alyssha : Kau! Kau berani
mengusirku?! Lihat saja
nanti. Kau akan menyesali perkataanmu itu! (pergi dengan muka manyun dan
langkah panjang)
***
Raja
Stefan : Apakah semua itu
benar, Alyssha?
Alyssha : Ya, yang mulia,
Valentino telah mengkhianati anda. Dia diam-diam menemui gadis itu. Mereka menyusun rencana bersama untuk
menjatuhkan kerajaan anda dan membebaskan gadis itu. Mereka berencana akan
membunuh anda, yang mulia.
Raja
Stefan : Tapi, Valentino
adalah orang yang setia
terhadap kerajaan ini.
Alyssha : Sebenarnya, Valentino
adalah penyusup, yang mulia. Ia diam-diam membenci anda. Ia berpura-pura
menjadi ksatria di kerajaan ini hanya untuk mendapatkan simpati anda saja.
Setelah itu, anda akan mempercayainya dan ia bisa dengan mudahnya membunuh
anda, yang mulia. Jika tidak, mengapa ia menolak anda ketika anda
menjodohkannya dengan putri anda? Menikah dengan putri keluarga kerajaan adalah
impian setiap ksatria, yang mulia. Tidak
salah lagi, Valentino pasti telah mengkhianati anda.
Raja
Stefan : Benar juga. Dasar
Valentino kurang ajar, Ia tak tau cara berterima kasih padaku yang telah
bermurah hati padanya ini? Kalau begitu, Zafford aku ingin kau segera menangkap
dan membawa Valentino ke pengadilan dan katakan kepada hakim bahwa aku ingin ia
menghukum Valentino dengan hukuman mati!
Zafford : (terkejut) Ba…, baik,
paduka. (pergi keluar panggung)
Alyssha : (terkejut) Pa…, paduka,
tidakkah itu….,
Raja
Stefan : Itu adalah
hukuman yang setimpal bagi seorang pengkhianat!
Alyssha : Ta…., tapi paduka….,
Raja
Stefan : Pergilah!
Alyssha : Paduka…..,
Raja
Stefan : Aku bilang pergi!
Alyssha : (berlari keluar
panggung dengan wajah sedih)
***
Zafford : Valentino! (Panik)
Valentino : Ada apa, Zafford?
Zafford : Gawat. Kau harus segera
pergi dari sini!
Valentino : Kenapa aku harus pergi?
Zafford : Pokoknya, kamu harus
segera pergi dari sini!
Valentino : Memangnya ada apa?
Zafford : Alyssha telah
memfitnahmu. Ia mengatakan bahwa kau telah berkhianat!
Valentino : Lalu kenapa memangnya?
Akukan tidak bersalah!
Zafford : Tapi, yang mulia Stefan
telah mengirimkan perintah hukuman mati untukmu!
Valentino : Jika aku tak bersalah,
kenapa aku harus lari?
Zafford : Valentino, kumohon.
Pergilah!
Valentino : Tidak. Aku bukan
pengecut.Lagipula, aku tidak melakukan kesalahan apapun.
Zafford : Terserah padamu tapi,
kau harus segera pergi dari sini sebelum minggu depan!
***
Raja
Stefan : Sebutkan
permintaan terakhirmu sebelum kau mati, pengkhianat!
Valentino : Sudah kubilang aku tidak
mengkhianati anda, paduka.
Raja
Stefan : Aku bilang,
sebutkan permintaan terakhirmu atau tidak sama sekali!
Valentino : (terdiam, berpikir)
Raja
Stefan : Ayo, cepat
sebutkan permintaan terakhirmu!
Valentino : Yang mulia, jika nanti
saya mati, berikan pengelihatan saya ini pada Catherine, saya juga minta tolong
anda sampaikan surat ini padanya dan bebaskan dia.
Raja
Stefan : Rupanya benar kau
memang menghianatiku!
Valentino : Sudah saya katakan, saya
tidak berkhianat pada anda.
Raja
Stefan : Terserah apa yang
kau katakan pengkhianat tetaplah pengkhianat! (menarik kasar surat yang
disodorkan Valentino) Gantung dia!
***
Narrator : Seminggu berlalu sejak
kematian Valentino. Catherine telah dibebaskan. Sesuai
dengan permintaan Valentino, Catherine kemudian dioperasi. Kini, matanya masih diperban karena
transfusi. Tak ada
seorangpun yang sampai hati memberitahukan kejadian tragis yang dialami
Valentino padanya.
Richard : Catherine, so glad to
see you again!
Catherine : (masih mengenakan perban
di matanya) Richard? Richard apa itu kau?
Richard : Ya. Dokter bilang,
perbanmu sudah boleh dibuka hari ini.
Catherine : Benarkah? Ah, kurasa hari
ini adalah hari dimana aku merasa menjadi orang yang paling bahagia.
Richard : Benarkah? Kalau begitu,
kita harus merayakannya.
Catherine : Eh, oh, iya. Richard, apa
aku boleh bertemu dengan orang yang mendonorkan
mata ini padaku? Dia baik sekali.Aku sangat ingin bertemu
dengannya.Siapa namanya?
Richard : (terkejut, membeku,
gugup) eh, eh, itu, ya…., soal itu, sebenarnya…., Catherine…..,
Catherine : Tunggu-tunggu. Jangan
beri tau aku.aku akan menanyakan namanya pada orang baik hati itu secara
langsung. Apakah dia orang yang aku kenal? Aku bahkan tak tau harus berbuat apa
untuk berterima kasih padanya.
Richard : Catherine….,
sebenarnya….., sudahlah. Lupakan saja.Ayo kita buka perbannya.
Catherine : (duduk diam sembari
tersenyum)
Richard : (membuka perban)
Catherine : (membuka mata perlahan)
Richard : Hai!
Catherine : Richard! Rasanya sudah
lama sekali tidak melihat wajahmu.
Richard : Ya aku tau kok, kalau
aku memang ngangenin.
Catherine : (tersenyum tipis,
mengedarkan pandangan) Dimana orang itu?
Richard : (merunduk) Eh, aku tau
aku akan menghadapi situasi ini. Sebenarnya….,
Catherine : Jangan bilang kalau orang
itu tak mau bertemu denganku!
Richard : Bukan. Bukan begitu. Dia hanya tidak bisa bertemu
denganmu.Dia tidak sempat.
Catherine : Lalu, kapan ia akan
bertemu denganku?
Richard : (menunduk lalu
menggeleng lemas) Tidak. Dia tidak akan pernah bertemu denganmu.
Catherine : Apa maksudmu?
Richard : (memberikan sebuah surat
pada Catherine)
Catherine : (mengambil surat dengan
ragu dan mulai membaca)
Narrator : (Suara Valentino:
mungkin saat kau telah membacanya, aku telah pergi jauh. Tapi jangan
khawatirkan aku.Aku telah pergi ke tempat yang indah.Namun, bahkan tempat yang
indahpun, tak terasa lebih baik tanpamu disisiku.Tapi, bukan masalah untukku
jika aku harus sendiri selamanya selama aku bisa menemanimu tanpa kau dapat
melihatku.Karena dengankulah kau melihat.Mungkin sudah terlambat mengatakan ini
padamu.Aku menyayangimu.Lebih dari segalanya yang kumiliki.Aku selalu milikmu
dan kau bebas. Valentino)
Catherine : (membeku. Jatuh terduduk.
Menangis sedih)
Narrator : Valentino telah
mengorbankan hidupnya demi orang yang ia cintai. Pengorbanan besar inilah yang
pada akhirnya membuat hati orang-orang disekitarnya menjadi tergugah.Kemudian,
sejak saat itulah, hari Valentine mulai di rayakan untuk mengenang Valentino
yang menyayangi Catherine dengan setulus hati.
~ The End ~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar